Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan setidaknya ada delapan teknologi yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Delapan teknologi itu sesuai dengan tantangan pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan dan energi, pemeliharaan lingkungan hidup, peningkatan industri, ketangguhan pertahanan dan kemanan negara dan penguasaan teknologi.
Pertama, teknologi yang mengentaskan kemiskinan (pro poor technology). SBY mencontohkan Indonesia memerlukan telekomunikasi murah untuk desa terpencil, bibit unggul, teknologi air bersih, dan rumah sederhana tahan gempa.
Kedua, teknologi hijau (green technology), untuk membantu penurunan emisi dengan menerapkan pembangunan hemat energi, meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan, seperti panas bumi, angin, dan surya, serta meningkatkan teknologi pengawasan hutan melalui satelit untuk mendeteksi hotspot kebakaran hutan.
Ketiga, teknologi pangan, dengan mencari bibit unggul, meningkatkan hasil panen, dan melipatgandakan produktifitas pangan untuk mencapai kondisi swasembada. "Saya ingin pada saatnya nanti Indonesia menjadi major food producer di dunia internasional," katanya di Puspitek, Serpong, Tangerang, Rabu 20 Januari 2010.
Keempat, teknologi industri, yang bisa menunjang padat teknologi dan padat karya. Indonesia membuat industri lebih efisien, lebih produktif dan mempunyai nilai tambah.
Kelima, teknologi kesehatan. Indonesia harus memerangi penyakit menular seperti H5N1, H1N1, dan virus lainnya. Indonesia tak bisa menangani masalah ini sendiri, apalagi jika mengakut virus dari luar yang vaksinnya tak dipunyai. "Karena itulah kita harus bekerja sama dua arah yaitu berbagi ilmu dan penemuan dengan dunia kesehatan internasional," katanya.
Keenam, teknologi maritim seperti konversi air minum atau teknologi perkapalan. Indonesia harus mendapatkan teknologi canggih untuk bisa mengeksplorasi kekayaan alam yang terkandung baik perikanan, hydrocarbon dan mineral.
Ketujuh, teknologi pertahanan dimana TNI harus terus meningkatkan postur dan kapabilitasnya termasuk penguasaan “revolution in military affairs” (RMA).
Kedelapan, teknologi masa depan, yaitu nano technology, bio-engineering, enomics robotics, dan lain-lain. Menurutnya teknologi revolusioner itu tak sepatutnya hanya didominasi negara maju saja.
sumber & foto: teknologi.vivanews.com
0 comments:
Posting Komentar
Sisihkan sedikit waktu Anda, untuk berkomentar :D