Crash pada mesin, waktu booting yang sangat lamban, dan penderitaan akibat technical support membuat orang-orang di zaman digital saat ini mengalami sindrom stres akibat komputer.
Studi yang melibatkan 1.000 partisipan di Amerika Utara, menemukan kesimpulan bahwa saat ini semakin banyak orang yang merasakan frustasi karena mengurusi komputer mereka.
Dilansir The Strait Times, Rabu (28/4/2010), survei yang dilakukan Customer Experience Board (CEB) pada awalnya bermaksud mengetahui bagaimana menjaga agar para konsumen tetap nyaman dan bahagia di sektor komunikasi yang sangat kompetitif.
"Kenyataannya sungguh mengejutkan. Banyak konsumen yang merasa tidak nyaman justru akibat masalah komputer itu sendiri. Masalah pada komputer yang terjadi berulang-ulang menimbulkan kecemasan dan penderitaan bagi para penggunanya," kata juru bicara CEB.
Sebanyak 94 persen dari mereka yang disurvei, mengaku sangat bergantung pada komputer dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Hampir sepertiga pengguna komputer membutuhkan technical support untuk mengatasi masalah komputer mereka.
"Komputer ibarat pedang bermata dua," kata ahli psikologi Murray Feingold. "Saat bekerja dengan baik, mereka sangat menyenangkan. Namun ketika bermasalah, komputer akan membuat kita panik. Inilah yang kemudian kita sebut sebagai sindrom stres akibat komputer," terangnya.
Para pengguna komputer, menurutnya, akan merasakan kecemasan berkaitan dengan komputer. Hal ini meliputi saat mengupgrade software dan beralih ke aplikasi atau OS baru dan lain sebagainya. "Termasuk yang paling menakutkan mereka yaitu jika komputer terkena serangan, virus atau aksi serangan hack," tandasnya.
sumber
0 comments:
Posting Komentar
Sisihkan sedikit waktu Anda, untuk berkomentar :D